Sabtu, 10 Februari 2018

Pengembangan Industri Akuakultur



PENDAHULUAN
Produksi perikanan tangkap Daerah Istimewa Yogyakarta tidak mampu memenuhi permintaan masyarakat sehingga menuntut pemerintah mulai mengembangkan perikanan budidaya air tawar. Pengembangan budidaya air tawar juga didukung oleh ketersediaan lahan yang belum dimanfaatkan secara optimal. Jenis ikan yang prospektif untuk dikembangkan adalah ikan Lele, Nila dan Gurami yang permintaannya cenderung tetap atau bahkan mengalami kenaikan tiap tahun. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dijelaskan, maka penelitian bertujuan untuk (1) mengetahui kelayakan usaha pembenihan dan pembesaran komoditi ikan Nila, Lele dan Gurami di Kabupaten Sleman, (2) menghitung kontribusi usaha pembenihan, maupun pembesaran dari ikan Nila, Lele dan Gurami dan (3) merumuskan strategi yang tepat dalam mengembangkan budidaya ikan konsumsi air tawar untuk pemerintah dan pembudidaya ikan.

METODELOGI PENELITIAN
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dasar deskripsi analitis, yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan masalah yang merupakan fakta atay keadaan sebenarnya. Pengambilan sampel dilakukan secara proporsional random sampling masing-masing berjumlah 15 orang dari pembenihan dan pembesaran ikan Lele, Nila dan Gurami, sehingga ada 90 orang responden yang dijadikan sampel. Data yang terkumpul kemudian ditabulasikan dan dianalisis menggunakan

1.             Analisis biaya dan pendapatan
Analaisis biaya dan pendapatan dilakukan dengan menghitung komponen biaya sebenarnya yang dikeluarkan oleh pembudidaya (biaya eksplisit) yang meliputi biaya indukan, benih, sewa lahan, perawatan peralatan, pupuk, kapur, listrik.

2.             Analisis kelayakan usaha
Biaya pada usaha budidaya ikan dapat dikelompokkan menjadi biaya awal yang merupakan biaya yang digunakan sebelum usaha berjalan dan biaya operasional yang terjadi ketika usaha berjalan dan sudah menghasilkan produk.
3.             Analisis sensivitas usaha
Analisis sensivitas diberlakukan pada komponen-komponen yang mempunyai pengaruh besar terhadap kelayakan usaha, seperti biaya produksi dan komponen harga output. Hal ini karena usaha budidaya ikan umumnya relatif rentan terhadap faktor-faktor eksternal seperti serangan hama penyakit, iklim, dan adanya perubahan kondisi pasar.
4.             Strategi
Perumusan strategi dilakukan dengan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal dari tiga responden pembudidaya Lele, Nila dan Gurami.

HASIL DAN PEMBAHASAN
1.             Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha Budidaya Ikan Air Tawar
Biaya yang digunakan dalam usaha budidaya Ikan air tawar meliputi biaya ekspilist (terlihat secara fisik) dan impilist (tidak secara langsung), biaya tersebut digunakan untuk menghitung pendapatan dan keuntungan. Pendapatan pembudidaya dapat dipengaruhi oleh luas lahan. Lahan yang perlu disesuaikan meliputi 3 faktor yaitu kualitas air (suhu, DO, pH), pemanfaatan lahan, dan infrastruktur (pemukiman, sungai, jalan). Menurut Radiarta et.al (2012) tujuh parameter penting yang terpilih dikelompokkan menjadi tiga sub-model (faktor) meliputi : kualitas air, pemanfaatan lahan, dan infrastruktur.
Semakin besar luas lahan, maka semakin banyak benih ikan yang dapat dibudidayakan, sehingga pendapatan yang diperoleh akan semakin besar. Pendapatan pada usaha pembenihan lebih besar dibandingkan pada usaha pembesaran karena usaha pada pembenihan lebih cepat yaitu hanya dipelihara antara 21 hari hingga 60 hari tergantung pada pembudidaya ikan akan di panen pada ukuran berapa. Semakin besar ukuran ikan, maka semakin tinggi harga jual, dan pendapatan yang diperoleh semakin besar.

2.             Analisis Kelayakan dan Sensitivitas Usaha
Analisis finansial merupakan analisis yang digunakan untuk melihat kelayakan dari masing-masing usaha budidaya dilihat dari sisi penanaman modal. Terdapat beberapa parameter yang dapat digunakan sebagai penentu kelayakan usaha budidaya ikan yaitu NPV, IRR, net B/C Ratio, PP dan analisis Sensitivitas. Diantara jenis usaha dan jenis ikan yang dibudidayakan dari berbagai analisis kelayakan, usaha pembenihan lele merupakan usaha yang sangat disarankan karena memiliki keuntungan yang besar.
   Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat apa yang akan terjadi jika terdapat suatu kesalahan atau perubahan dalam perhitungan biaya atau benefit. Analisis sensitivitas pada usaha budidaya ikan dilakukan untuk melihat seberapa besar usaha pembenihan mampu bertahan bila faktor produksi ataupun penerimaan mengalami kenaikan maupun penurunan.

3.             Analisis BEP
BEP (break even point) merupakan titik dimana tidak ada pendapatan atau dengan kata lain, total dari  biaya produksi sama dengan hasil produksi. Analisis Break Even Point (BEP) digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel didalam kegiatan perusahaan yakni biaya produksi, volume produksi dan keuntungan yang diperoleh perusahaan (Lembong, et al, 2015). Dengan menghitung BEP, kita dapat mengetahui target berapa (kg) produk yang akan dicapai maupun berapa (rp) hasil yang akan diperoleh. Sedangkan untuk BEP produk adalah dimana biaya produksi per kg sama dengan harga pasar.
Berdasarkan table tentang perhitungan BEP dari budidaya lele, nila dan gurami, dapat disimpulkan bahwa hasil rata rata berada diatas nilai BEP. Namun terdapat nilai yang berada di bawah BEP, yaitu pada pembenihan gurame ukuran 9-10. Hal ini dapat disebabkan karena penetapan padat tebar yang kurang optimal sehingga biaya produksi lebih tinggi daripada penerimaan. Kerugian ini dapat diatasi salah satunya dengan penetapan padat tebar yang optimal, peningkatan FCR, pemberian pakan alami atau dapat juga dengan diversivikasi usaha. Menurut Lembong, et al (2015) bahwa disarankan pakan organik perlu dimanfaatkan oleh petani agar biaya pakan dapat ditekan dan keuntungan yang diperoleh lebih tinggi.
Kontribusi pendapatan usaha budidaya gurami terhadap pendapatan keluarga
Hasil data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pendapatan usaha budidaya gurami ini per bulan sebesar  48,87%. Hal ini menunjukkan bahwa usaha budidaya ikan gurami dapat dijadikan sumber mata pencaharian pokok karena pendapatan yang diterima melebihi dari UMK (upah minimum karyawan) di sleman yang menujukkan anggka sebesar Rp. 1.127.000 sedangkan hasil produksi yang diperoleh yaitu sebesar Rp. 1.588.710.

Analisis SWOT pengembangan usaha budidaya ikan air tawar
Strategi pengembangan usaha budidaya dilakukan untuk menentukan tujuan dari suatu perusahaan. Analisis strategi dilakukan dengan mengetahui bebragai factor internal dan eksternal perusahaan, kemudian dianalisis dengan menggunakan matrix swot. Factor internal meliputi dari kekuatan dan kelemahan perusahaan sedangkan eksternal factor bias berupa peluang dan ancaman. Dari pengumpulan data tentang strategi usaha budidaya didapatkan point-point dari beberapa faktor:
Faktor internal
Faktor eksternal
Kekuatan (strength)
·         Ketersediaan lahan
·         Ketersediaan sumber air
·         Ketersediaan tenaga kerja
·         Ketersediaan sarpras
·         Ketrampilan masyarakat
Peluang (opportunity)
·         Permintaan pasar meningkat
·         Permintaan benih tinggi
·         Pertumbuhan usaha perikanan masih rendah
·         Kebijakan pemerintah mendukung pengembangan usaha perikanan
Kelemahan (weakness)
·         Indukan yang kurang berkualitas
·         Penerapan teknologi rendah
·         Pemasaran hasil masih pasif dan sederhana
·         Fungsi kelembagaan belum optimal
·         System keuangan kurang optimal
Ancaman (threats)
·         Flukstuasi musim dan ancaman penyakit
·         Peningkatan suku bunga
·         Kenaikan harga pakan
·         Masuknya psok benih dan induk dari luar daerah
DAFTAR PUSTAKA

Lembong, J, E., N, M, Santa., A, Makalew., F, H, Elly. 2015. Analisis Break Even Point Usaha Ternak Itik Pedaging. Jurnal Zootek. 35(1): 39-45.

Radiarta, I. Nyoman, J. Subagja, A. Saputra; Erlania. 2012. Pengembangan Budidaya Ikan Lele di Kawasan Minapolitan Kabupaten Bogor, Jawa Barat: Aspek Kesesuaian Lahan, Implementasi Produksi dan Strategi Pengembangan. Jurnal Riset Akuakultur. 7(2): 307-320.

Yuwani, S. H., Irham; Jamhari. 2014. Analisis Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Ikan Air Tawar di Kabupaten Sleman. Agro Ekonomi. 25(2): 135-143.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar