1.1. Pengertian Karamba Tancap
Budidaya sistem karamba adalah budidaya ikan dengan
menggunakan wadah yang dibatasi oleh kayu/bambu atau jaring Salah satu faktor
yang menyebabkan budidaya ikan dengan sistem karamba menyebar dengan cepat
adalah karena biaya operasional yang relatif murah. Dalam perkembangannya,
sistem ini mengenal dua jenis karamba, yaitu karamba tancap dan karamba jaring
apung.
Keramba Jaring Tancap (KJT) atau (fixed net cage) adalah sistem teknologi budidaya dalam wadah berupa
jaring yang diikatkan pada patok yang menancap ke dasar perairan. Komponen ini
meliputi rangka, kantong jaring, patok dan rumah jaga. Fungsi bahan dan
spesifikasi setiap komponen pada KJT sama dengan KJA, kecuali patok. Patok
berfungsi sebagai penyangga jaring sehigga dapat berbentuk segi empat, terbuat
dari bambu, kayu, atau beton. Sistem ini ditempatkan pada perairan danau, laut,
sungai, atau waduk yang memiliki kedalaman sekitar 3-7 m. Penempatan sistem ini
harus memperhatikan kisaran pasang surut. Pada saat pasang kantong jaring
terendam yang dapat mengakibatkan ikan lepas ke luar, sedangkan pada saat surut
ketinggian air dari dasar kantong masih bersisa minimal 1 m.
Budidaya ikan dengan sistem karamba tancap (pen culture) dilakukan dengan
menggunakan kerangka terbuat dari kayu/bambu. Pada umumnya karamba diletakkan
di perairan yang sempit serta tidak begitu dalam,misalnya pada sungai-sungai
kecil atau saluran air yang lebarnya tidak lebih dari 2 meter. Dilihat dari
cara penempatannya,sistem karamba tancap yaitu karamba yang ditancapkan di
dasar perairan. Karamba yang ditancapkan di dasar perairan dibangun dengan cara
menancapkan ujung-ujung kerangka karamba ke dasar perairan.Dengan cara seperti
ini diperoleh keuntungan ekonomis karena karamba yang dibuat tidak perlu lagi
diberi dasar dari bahan kayu/bambu.
Keramba
Jaring Tancap (KJT) Jaring tancap merupakan jaring kantong berbentuk persegi yang
dipasang pada kerangka bambu atau kayu yang ditancap pada dasar perairan.
Pasangan kayu / bambu ditancap rapat, seperti pagar, atau hanya dipasang di
bagian sudut kantong jaring. Ikan yang dapat dibudidayakan dengan teknik
karamba jaring tancap yaitu ikan mas, nila, patin, lele, bawal, betutu dan
jenis ikan air tawar lainnya.
1.2.
Kontruksi Keramba Jaring Tancap
Sumber
: Subachri et.al (2011)
Budidya
ikan air tawar dengan sistem jaring tancap merupakan dari metode budidaya ikan
dalam keramba. Bahan utama untuk membuat jaring tancap adalah bambu untuk
membuat kerangka kurungan tancap jaring sebagai wadah pemelihara, tali
pengikat, serta pemberat yang diikatkan pada setiap sudut jaring. Ukuran jaring
yang bisa digunakan adalah 3m x 4m dengan padat penebaran 1500 ekor pada setiap
jaring. Karamba Jaring tancap adalah opsi lain dalam melakukan budidaya di
perairan umum seperti di sungai atau pun di danau.
Menurut Johan et.al (2009) Kontruksi untuk membuat
keramba menggunakan bambu yang ditancapkan ke dasar perairan. Bambu sebagai
kerangka waring dibuat sehingga membentuk petak keramba, kemudian waring
diikatkan ke bambu dan bagian bawah waring diikatkan pemberat sehingga waring
sampai ke dasar atau sesuai dengan kedalaman yang diinginkan. Ukuran 1 unit
keramba tancap 10 m x 20 m,.Tinggi waring sebagai tempat pembesaran ikan
mengalami tahap perkembangan dimana pada awalnya menggunakan waring yang
tingginya sekitar 1 m dari permukaan air, ternyata hal ini menyebabkan ikan
bisa lepas bila terjadi pasang. Sehingga untuk menghindari hal tersebut dibuat
tinggi waring mencapai 2 m di atas permukaan air. Daya tahan waring tempat
pembesaran ikan diperkirakan bisa mencapai 2 tahun, sehingga setiap 2 tahun
dilakukan pergantian dan perbaikan kondisi. Keramba Jaring Tancap secara
keseluruhan. Perbaikan yang berskala kecil dilakukan juga seperti perbaikan
waring yang robek dan ikatan bambu yang sudah tidak kuat apabila dianggap
perlu.
1.3.
Kelebihan
Menurut Wowor et.al
(2016) Karamba jaring tancap (KJT) adalah metode pemeliharaan ikan yang
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan karamba jarring apung (KJA).
Berikut ini adalah beberapa keunggulan metode karamba jaring tancap
dibandingkan dengan karamba jaring apung, yaitu desain lebih mudah dan efisien
dalam pembuatannya, dana yang diperlukan tidak terlalu besar, pengoperasiannya
mudah, produktivitas lebih tinggi, tidak kedalaman air yang terlalu dalam
seperti karamba jaring apung.
Berikut
ini beberapa keunggulan metode karamba jarring tancap dibandingkan dengan
karamba jaring apung, yaitu
- Design lebih mudah dan efisien dalam pembuatannya.
- Dana yang diperlukan untuk membuat keramba juga tidak terlalu besar karena tidak memerlukan pemberat ataupun pengapung yang biayanya mahal
- Pengoperasiannya mudah.
- Produktifitas lebih tinggi.
- Tidak memerlukan kedalaman air yang terlalu dalam seperti keramba jaring apung
1.4.Hambatan
Menurut
Wowor et.al (2016) Cuaca sangat
berpengaruh terhadap usaha budi daya di karamba
jaring tancap karena sering kali pada saat cuaca buruk, arus angin yang
cukup keras membuat bambu-bambu patah dan bambu-bambu tersebut merusak jaring
dan ikan yang ada di dalam jaring keluar sehingga pembudidaya mengalami
kerugian. Apabila suatu perairan terdapat tumbuhan eceng gondok maka eceng
gondok ini juga menjadi kendala bagi pembudidaya dalam menjalankan usaha karena
eceng gondok dapat merusak jaring ikan.
1.5.Pemilihan
Lokasi
Pemilihan
lokasi untuk usaha budidaya ikan perlu dipertimbangkan agar usaha yang
dilakukan dapat berjalan sesuai dengan harapan dan dapat berkesinambungan.
Tidak semua sungai dapat dijadikan tempat usaha budidaya dalam keramba jaring
tancap. Aspek teknis seperti kondisi perairan (sungai) dan kualitas air sangat
berperan penting bagi pertumbuhan ikan yang akan dipelihara. Selain aspek
teknis, aspek sosial ekonomi juga harus diperhatikan meliputi prasarana jalan,
keamanan, mudah mendapatkan tenaga kerja, dekat dengan daerah pengembangan
budidaya ikan dan pemasaran.
1.6.Pembuatan
Keramba Jaring Tancap
Menurut
Masengi et.al (2015) teknik pembuatan
Karamba Jaring Tancap, Pertama sediakan bahan dan alat untuk pembuatan karamba
jaring tancap, yaitu : waring (jaring),
Bambu, batu pemberat, ember, timbangan, kantong plastik, tali dan paku.
Setelah bahan dan
alat guna membuat keramba jaring tancap telah tersedia maka langkah yang
dilakukan adalah :
1. Buat
kerangka menurut ukuran yang dikehendaki, dalam hal ini panjang 4 meter, sedang
lebar 3 meter. Kemudian kayu gelam (cerocok) ditancapkan kedalam lumpur untuk
membuat kerangka keramba. Empat tiang memanjang yang masing-masing merupakan
tulang tempat mengikat tiang-tiang melintang.
2. Kayu
cerocok diikat dengan tali tambang/rotan atau dipaku antara tiang yang telah
ditancapkandengan tiang-tiang melintang kerangka yang bentuknya menyerupai
balok.
3. Setelah
kerangka tiang terbentuk persegi panjang dengan ukuran 2×3 m, maka waring dipasangpada kerangka yang diikat dengan tali tambang. Jaring yang digunakan ada 2
macam, yaitu jaring dalam sebagai wadah budidaya dan jaring luar dengan ukuran
mata jaringnya agak besar yang berfungsi untuk pelindung jaringwadah
budidaya atau pencegah serangan hama.
4. Kemudian
masukan waring kedalam air hingga hampir menyetuh lumpur, titik atas waring
jangan sampai tenggelam pada saat pasang air tertinggi atau banjir. Dan ketika
surut terendah tinggi air dalam waring tidak kurang dari 50 cm.
Perawatan Karamba
o Jaring
harus selalu dibersihkan dari kotoran, lumut, maupun hewan penempel setiap 2-4
minggu, guna memperlancar proses pergantian air agar kualitas air dalam karamba
dapat terjaga dengan baik. Bila umur jaring sudah dua bulan, pindahkan ikan
pada jaring yang baru. Perbandingan ketersediaan jarring 1;1 pada tiap-tiap
kotak.
o Untuk
karamba jarring tancap, pembersihan dilakukan minimal 2 minggu sekali dengan
memperhatikan kondisi arus sehingga sisa kotoran terbuang jauh dan ikan bebas
dari bahan beracun
o Lakukan
pemeliharaan jarring, karena sisa pakan akan mengundang hewan-hewan lain
sehingga dapat merusak jarring terutama ikan bergigi tajam seperti ikan buntal.
o Pemeriksaan
dilakukan dengan penyelaman secara berkala. Apabila ditemukan jarring yang
rusak, segera lakukan perbaikan.
1.7. Budidaya Ikan Nila di Karamba Tancap
Pendederan adalah kegiatan pemeliharaan
benih sampai ukuran tertentu hingga siap untuk dipelihara. Benih ikan yang
dibeli dimasukkan kedalam jaring ukuran 3x3 sebanyak 500 - 1000 ekor benih dan
jaring ukuran 4x4 sebanyak 1000 – 1250 ekor benih. Benih yang dimasukkan
kedalam jaring adalah benih yang berukuran kurang dari 10 cm yaitu ukuran
6-8cm. Lamanya pendederan benih ikan Nila yang dilakukan oleh pembudidaya yaitu
selama 3-4 minggu kemudian disortir untuk di pindahkan ke jaring yang lain
sesuai dengan ukuran. Ukuran lebar badan ikan sebesar 2-3 jari akan di
pindahkan ke jaring yang lain dan untuk ukuran dibawah 2 jari di pindahkan juga
ke jaring yang berbeda.
Pembudidaya melakukan pembesaran ikan Nila di
karamba jaring tancap dengan ukuran 3x3 dimasukkan ikan sebanyak 250 - 500 ekor
dan ukuran 4x4 dimasukkan ikan sebanyak 500 – 1000 ekor. Ikan Nila yang
dipelihara dalam karamba jaring tancap diberikan pakan berupa pelet hingga ikan
layak untuk dikonsumsi. Pemberian pakan pada ikan Nila diberikan 2 kali dalam
sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Pembesaran ikan Nila sistem karamba
jaring tancap dari ukuran benih sampai ikan layak dikonsumsi memerlukan waktu
empat bulan jadi setiap tahunnya pembudidaya panen tiga kali.
Daftar Pustaka
W.Subachri.,Zainuddin.,Dewi.Y.,Makmur
dan Pamudi.2011.Budidaya Ikan Kerapu Sistem Karamba Jaring Apung dan Tancap.WWF
Indonesia.
Masengi.C.,Caroline.B.D.P
dan Benu.O.2015.Peningkatan aktifitas Petani Cengkeh di Wilayah Desa
Toulimembet Kecamatan Kakas.6(12):3-31
Johan.O.,Achmad.S
dan Wartono.H.2009.Perkembangan Kegiatan Perikanan Ikan Bandeng pada Karamba
Jaring Tancap di Pandeglang Provinsi Banten.Media Auakultur.4(1):40-44
Wowor.I.V.,Jeannetts.F.P
dan Vonne.L.2016.Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Ikan Nila (Oreochromis
Niloticus) system Karamba Jaring Tancap di Desa Paslaten Kecamatan Remboken
Kabupaten Minahasa.4(8):407-431
Mau tanya kak, keramba jaring tancap dan waring itu sama atau beda
BalasHapus